nah ini baru ...

Thursday, November 24, 2011

ayo kita maen bisnis


ini artikel mencuba filter kata doang yaa ...

Direktur Keuangan Elnusa Sabam Hutajulu mengatakan fokus perseroan pada tahun depan di antaranya pada strategi pemasaran dan peningkatan keuntungan, optimalisasi utilitas alat, dan eksekusi proyek.

Hingga akhir tahun ini perseroan memperkirakan mengalami rugi bersih Rp55 miliar atau terkoreksi 185% dari posisi akhir tahun lalu Rp64 miliar.

 Koreksi tersebut utamanya akibat pengaruh konvergensi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke International Financial Reporting Standart (IFRS).

“Angkanya bisa berubah, ini masih estimasi kami hingga akhir tahun yang minus. Tahun depan kami optimistis dengan strategi yang ada akan meningkatkan keuntungan menjadi Rp111 miliar,” katanya usai paparan publik di Jakarta, Jumat (23/12/11).

 Sabam mengatakan jika tanpa efek implementasi IFRS dalam laporan keuangan, emiten berkode saham ELSA ini masih membukukan laba bersih Rp36,1 miliar atau turun 43% dari laba bersih tahun lalu.

“Impementasi itu lebih pada pencadangan uang muka investasi, penurunan nilai aset,provisi, liabilitas, kontijensi dan aset kontejensi,” katanya.

 Selain itu, estimasi penurunan itu lantaran perseroan menarik potensi kerugian dari proyek di Papua yang mengalami kendala kondisi lapangan yang memberatkan. “Jika kami melihat ada potensi kerugian pada proyek kami tarik ke 2011, ini belum final,” katanya.

 Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Perusahaan Elnusa Heru Samodra mengatakan perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) secara konsolidasi pada tahun depan sebesar bisnis $55 bisnis . Adapun porsi untuk ELSA sendiri mencapai bisnis $39,5 bisnis , turun dari tahun ini bisnis $50,2 bisnis .

 Heru mengatakan dari total capex bisnis $39,5 bisnis , perseroan akan mencari melalui pembiayaan proyek dengan perbankan sebesar bisnis $20 bisnis , sisanya dari kas internal.

 Pada senin awal pekan ini, ELSA meraih pinjaman senilai bisnis $113 bisnis  dari maksimum plafon mencapai bisnis $122,5 bisnis  dari sindikasi lima bank yang dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk. Dari total pinjaman tersebut, sebesar bisnis $9 bisnis  dipakai guna menambah capex tahun depan.

 Total pinjaman refinancing dari lima bank tersebut adalah BCA dengan porsi bisnis $47 bisnis , Indonesia Eximbank bisnis $40 bisnis , PT Bank Chinatrust Indonesia bisnis $10 bisnis , PT Bank Mizuho Indonesia bisnis $10 bisnis , dan PT Bank of China Cabang Jakarta bisnis $6 bisnis .

 Capex milik anak usaha PT Pertamina (Persero) ini akan lebih banyak digunakan untuk sektor pemeliharaan sumur migas (Divisi Oilfield Services) sebesar bisnis $34,6 bisnis , sisanya sektor pendukung lain bisnis $4,9 bisnis

 Per 30 September 2011, pemilik saham ELSA adalah PT Pertamina (Persero) sebesar 41,67% dan PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) sebesar 37,67%, Lucy Sycilia 0,01%, dan publik 21,75%. Harga saham ELSA ditutup turun 2,08% pada level Rp235 per saham dengan kapitalisasi Rp1,71 triliun. (Bsi)