Kasus penculikan mulai marak lagi. Pada awal 2011 Ini setidaknya sudah ada tiga kasus penculikan terhadap anak-anak. Pelakunya bisaorang asing maupun orang yang dikenal.
Menurut data yang dihimpun Warta Kota, penculikan paling menghebohkan adalah yang dilakukan Sartono
(33). pria asa] Cirebon. Jawa Barat. Dia mengaku telah menculik dan menyodomi 96 anak yang sebagianbesar warga Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
"Karena Itu. kami mengimbau agar masyarakat senantiasa waspada," kata Kepala Bidang Humas Polda Metrojaya, Kombes Baharudin Djafar, Selasa (18/1).
Kasus sebelumnya adalah hilangnya Nur Hidayah (4) alias Adun. Dia diduga diculik saat bermain di depan rumahnya di Jalan Mawar Merah IV Gang 8. RT 02/12 Kelurahan Malakajaya, Durensawit, Jakarta Timur, Kamis (30/12) sekitar pukul 20.00. Tapi, kasusnya baru dilaporkan ke Polrestro Jakarta Timur pada Sabtu (15/1),
Penculik Adun diduga dua lelaki yang mengendarai sepeda motor. "Yang ambil Adun lelaki yang dibonceng. Saat diambil, saya melihat Adun menangis, " kata Zahra. teman main Adun.
Pada akhir 2010, seorang bocah bernama Firdzansyah Erzha Glfari alias IJan yang berusia 1,5 tahun diduga diculik orang tak dikenal dari rumah neneknya di Kelurahan Baru, Pasarrebo. Jakarta Timur.
Hingga kemarin belum ada kejelasan perihal nasib Adun maupun IJan.
Krishnan Christoper (7), siswa kelas 1 SDN 03 Pegadungan,
Jakarta Barat, Juga hilang saat akan pulang dari sekolahnya. Menurut orangtua Krishna, Marina Sari, hingga sejauh ini anaknya itu belum ditemukan. Saya khawatir anak saya dibawa orang tak dikenal." kata Marina. Selasa (18/1).
Mengenai dugaan keterlibatan mantan suaminya yang notabene ayah Khrisnan. Marina mengatakan bahwa dia sudah menghubungi keluarga mantan suaminya Itu tapi tak satu pun yang membenarkan bahwa Krishnan bersama mereka.
Kepala Unit Reskrim Polsektro Kalideres Ajun Komisaris Marthon Marbun sudah memeriksa tiga orang saksi. Menurut para saksi Itu Krishnan dibawa oleh dua pria. salah satunya mirip ayah Krishnan. "Dari ciri-cirinya, pelaku mirip dengan ayahnya, kata Marbun.
Masalah keluarga
Baharudin Djafar menambahkan, secara statistik laporan tentang penculikan yang masuk ke polisi pada tahun 2010 memang lebih kecil daripada tahun 2009.
Pada tahun 2010 Polda Metro Jaya mencatat ada 22 kasus penculikan anak. Dari Jumlah itu, 18 kasus sudah terungkap. Adapun pada tahun sebelumnyalaporan penculikan yang masuk mencapai 77 kasus, sebanyak 53 kasus di antaranya terungkap.
Menurut Baharudin, kasus-kasus penculikan Itu kebanyakan dilatarbelakangi persoalan keluarga dan motif ekonomi. "Kalau yang motifnya meminta tebusan sangat kecil. Yang banyak adalah masalah keluarga," ungkapnya.
Biasanya kasus penculikan anak dengan latar belakang persoalan keluarga dilakukan oleh ayah atau Ibunya sendiri karena mereka bercerai dan kemudian berebut hak asuh.
Dikatakan Baharudin, Jika motif penculikan anak Itu masalah keluarga, sebaiknya penyelesaiannya dilakukan secara kekeluargaan pula. "Karena, kasus-kasus seperti Ini merupakan delik aduan. Jika pengaduannya dicabut maka polisi tidak bisa memproses lagi," ujarrnya.
Mengenal motif ekonomi atau minta uang tebusan, Baharudin mengatakan, hal itu kebanyakan dilakukan oleh orang-orang tak dikenal. Mereka biasanya sudah mengintai calon korbannya. Bahkan untuk beberapa kasus, sl pelaku biasanya orang yang mengetahui situasi ekonomi atau keseharian korban. "Banyak Jugapelaku yang berpura-pura bekerja pada orangtua korban," katanya.
Dia Juga mengimbau pihak sekolah agar meningkatkan pengamanan buat para muridnya dengan meminta orangtua untuk mengenali siapa orang yang diberi kewenangan untuk menjemput anaknya. Bahkan, ada sekolah yang menerapkan kartu jemput.
Pakar psikolog forensik Reza Indragiri Amriel berpendapat, pendidikan orangtua terhadap anak masih banyak yang keliru, terutama dalam hal menghadapi orang asing. "Banyak orangtua yang mengajari anaknya berani bersosialisasi dengan orang lain yang baru ditemuinva, padahal anak Juga harus diajari untuk berhati-hati terhadap orang asing," ujarnya. Ekspresi marah dan melawan terhadap seseorang yang tidak dikenal, kata dia. menjadi senjata yang cukup ampuh bagi anak untuk melindungi diri dalam berbagai hal. termasuk penculikan.
Di negara lain seperti Australia, kata Reza, murid sekolah diajari langkah-langkah saat menghadapi orang asing. Anak diajari untuk berkata tidak, melarikan diri, mengancam akan menjerit, dan mengancam akan lapor ke polisi. Itoi/bom/ded)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment